Mojokerto, sebuah kota yang memiliki sejarah
panjang. Dulu, ada Majapahit di Mojokerto. Alhasil, Mojokerto sering disebut
sebagai Kota Majapahit. Bahkan, saat ini sudah ada Universitas di Mojokerto
yang menggunakan kata Majapahit sebagai namanya.
Selain julukan kota Majapahit, ternyata, pada
zaman setelah era Majapahit tumbang, Mojokerto juga sempat dikenal dengan nama
Japan. Menurut Sejarawan Peter Carey yang meneliti tentang Diponegoro selama
puluhan tahun lamanya, sebelum tahun 1838, Mojokerto dikenal sebagai Japan.
Bahkan, salah satu Bupati Mojokerto saat masih
disebut sebagai Japan, pernah bercekcok dengan Pangeran Diponegoro. Bupati
Japan alias Mojokerto itu bernama Mas Tumenggung Sumodipuro. Ia juga dikenal
dengan nama Soemodirdjan dan Sumodirjo. Bupati Mojokerto ini berdarah campuran Bali dan Jawa dan
masih kerabat Ratu Kedaton, Nyai Adipati Purwodiningrat dari Magetan. Sumodipuro menjadi
Bupati Mojokerto yang kala itu masih bernama Japan dari 25 Februari 1796 hingga
30 April 1807.
Nama Mojokerto sebagai Japan juga disebut oleh
Deandels suratnya pada Engelhard tentang sebuah naskah perjanjian yang berisi
satu peta daerah yang didapat oleh pemerintah Eropa berkat aneka Perjanjian
pada tahun 1811. Menarik bukan?
Peta Google Maps Desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto |
Maka jangan heran jika saat ini nama Japan
masih kita temukan di Mojokerto. Tercatat, ada sebuah nama Desa di Kecamatan
Sooko yang bernama Japan. Tidak hanya itu, kita juga tahu ada perumahan di
Sooko yang menggunakan kata Japan untuk namanya. Yups, benar, namanya Perumahan
Japan Raya dan Japan Asri yang terletak di desa Japan, Kecamatan Sooko,
Mojokerto. Banyak berdiri sekolah-sekolah dan pesantren ternama di desa Japan
ini. Diantaranya adalah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sooko, Madrasah
Aliyan Negeri (MAN) Mojokerto, Pondok Pesantren Al-Amin. Selain sekolah, di
desa Japan, Sooko ini juga terdapat Rumah Sakit Sakinah dan juga Kantor
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mojokerto.
Selain itu Japan di Kecamatan Sooko, nama Japan
juga merupakan suatu tempat di desa Mojosulur, Kecamatan Mojosari. Uniknya
lagi, di Kecamatan Mojosari, tidak hanya nama Japan yang dapat kita jumpai. Di
Kecamatan ini, selain Japan alias Jepang dalam bahasa Indonesia, juga terdapat
Pares serta Londen. Bisa jadi Pares adalah sebutan untuk Paris dan Londen untuk
London. Karena yang mengucapkan adalah lidah Jawa, maka jadilah Paris berubah
Pares dan London menjadi Londen.
Kota Mojosari |
Sungguh menarik dan membuat kita bertanya-tanya
dan berspekulasi. Jangan-jangan, dulu orang-orang Paris atau Prancis serta
orang-orang Inggris atau London pernah bermukim di Mojosari? Kapan mereka
bermukim di sana? Apakah ketika zaman penjajahan Belanda? Jika benar mereka
pernah bermukim di Mojosari ketika zaman penjajahan Belanda, apakah bermukimnya
orang-orang Prancis dan Inggris ini berkaitan dengan kebijakan pemerintahan kolonial
Belanda yang memisah-misahkan tempat tinggal orang-orang pribumi, orang eropa,
dan orang tionghoa? Nah, ini tugas sejarawan-sejarawan serta calon-calon
sejarawan asal Mojokerto untuk menguak dan meneliti misteri ini nih. Biar makin
jelas dan terang sejarah Mojokerto tercinta ini. Kata Bung Karno, Jasmerah,
Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah! (Informasi Mojokerto)
0 komentar:
Posting Komentar