Featured Posts Coolbthemes

Senin, 05 September 2016

Tahukah Kamu, Kalau Mojokerto Itu Japan?

Mojokerto, sebuah kota yang memiliki sejarah panjang. Dulu, ada Majapahit di Mojokerto. Alhasil, Mojokerto sering disebut sebagai Kota Majapahit. Bahkan, saat ini sudah ada Universitas di Mojokerto yang menggunakan kata Majapahit sebagai namanya.

Selain julukan kota Majapahit, ternyata, pada zaman setelah era Majapahit tumbang, Mojokerto juga sempat dikenal dengan nama Japan. Menurut Sejarawan Peter Carey yang meneliti tentang Diponegoro selama puluhan tahun lamanya, sebelum tahun 1838, Mojokerto dikenal sebagai Japan.

Bahkan, salah satu Bupati Mojokerto saat masih disebut sebagai Japan, pernah bercekcok dengan Pangeran Diponegoro. Bupati Japan alias Mojokerto itu bernama Mas Tumenggung Sumodipuro. Ia juga dikenal dengan nama Soemodirdjan dan Sumodirjo. Bupati Mojokerto ini berdarah campuran Bali dan Jawa dan masih kerabat Ratu Kedaton, Nyai Adipati Purwodiningrat dari Magetan. Sumodipuro menjadi Bupati Mojokerto yang kala itu masih bernama Japan dari 25 Februari 1796 hingga 30 April 1807.

Nama Mojokerto sebagai Japan juga disebut oleh Deandels suratnya pada Engelhard tentang sebuah naskah perjanjian yang berisi satu peta daerah yang didapat oleh pemerintah Eropa berkat aneka Perjanjian pada tahun 1811. Menarik bukan?

Peta Google Maps Desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto
Maka jangan heran jika saat ini nama Japan masih kita temukan di Mojokerto. Tercatat, ada sebuah nama Desa di Kecamatan Sooko yang bernama Japan. Tidak hanya itu, kita juga tahu ada perumahan di Sooko yang menggunakan kata Japan untuk namanya. Yups, benar, namanya Perumahan Japan Raya dan Japan Asri yang terletak di desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto. Banyak berdiri sekolah-sekolah dan pesantren ternama di desa Japan ini. Diantaranya adalah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sooko, Madrasah Aliyan Negeri (MAN) Mojokerto, Pondok Pesantren Al-Amin. Selain sekolah, di desa Japan, Sooko ini juga terdapat Rumah Sakit Sakinah dan juga Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mojokerto.

Selain itu Japan di Kecamatan Sooko, nama Japan juga merupakan suatu tempat di desa Mojosulur, Kecamatan Mojosari. Uniknya lagi, di Kecamatan Mojosari, tidak hanya nama Japan yang dapat kita jumpai. Di Kecamatan ini, selain Japan alias Jepang dalam bahasa Indonesia, juga terdapat Pares serta Londen. Bisa jadi Pares adalah sebutan untuk Paris dan Londen untuk London. Karena yang mengucapkan adalah lidah Jawa, maka jadilah Paris berubah Pares dan London menjadi Londen.


Kota Mojosari
Sungguh menarik dan membuat kita bertanya-tanya dan berspekulasi. Jangan-jangan, dulu orang-orang Paris atau Prancis serta orang-orang Inggris atau London pernah bermukim di Mojosari? Kapan mereka bermukim di sana? Apakah ketika zaman penjajahan Belanda? Jika benar mereka pernah bermukim di Mojosari ketika zaman penjajahan Belanda, apakah bermukimnya orang-orang Prancis dan Inggris ini berkaitan dengan kebijakan pemerintahan kolonial Belanda yang memisah-misahkan tempat tinggal orang-orang pribumi, orang eropa, dan orang tionghoa? Nah, ini tugas sejarawan-sejarawan serta calon-calon sejarawan asal Mojokerto untuk menguak dan meneliti misteri ini nih. Biar makin jelas dan terang sejarah Mojokerto tercinta ini. Kata Bung Karno, Jasmerah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah! (Informasi Mojokerto)

Kamis, 01 September 2016

Buat Apa Ke Jakarta Kalau Mojokerto Lebih Layak?

Pabrik di Ngoro Industri Mojokerto
Siapa yang kenal dengan Jakarta, Ibukota Indonesia. Kota nomor satu yang menjadi tujuan utama para pencari kerja dari berbagai penjuru Nusantara ini ternyata tidak terlalu menjanjikan gaji yang cukup tinggi. Terbukti, pada tahun 2016 ini, Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta ditetapkan hanya di angka Rp. 3.100.000.

Bandingkan saja dengan beberapa kota di Jawa Timur seperti Mojokerto misalnya. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Mojokerto ternyata tidak terpaut jauh dengan Jakarta. Hanya selisih Rp. 70.000 saja. Tahun 2016 ini, UMK Mojokerto mencapai Rp. 3.030.000. Fantastis bukan?

Tingginya UMK Mojokerto itu antara lain disebabkan oleh banyaknya industry yang ada di Mojokerto. Salah satu yang bisa kita sebut diantaranya adalah Ngoro Industri. Tidak hanya itu, di beberapa kecamatan di Mojokerto, dapat kita temui juga pabrik-pabrik dari berbagai bidang.

Meskipun UMK Mojokerto masih terpaut Rp. 70.000 dari UMR Jakarta, akan tetapi, Mojokerto masih bisa dikatakan lebih layak untuk menjadi pilihan karena beberapa hal. Diantaranya adalah:
1. Biaya Hidup di Mojokerto tidak semahal di Jakarta

Makan Lahap
Di Kota bekas kerajaan Majapahit ini, anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk makan sehari-hari. Rata-rata, sepiring nasi di Mojokerto bisa didapatkan dengan Rp. 10.000 saja. Itu pun masih ada kembalian. Belum lagi harga berbagai macam kebutuhan pokok lainnya di Mojokerto yang jauh lebih murah ketimbang di Jakarta. Gaji anda akan sisa lebih banyak apabila hidup dan bekerja di Mojokerto. Masih layak Mojokerto bukan?


2. Mojokerto masih lebih asri bila dibandingkan Jakarta

Gunung yang Asri
Selain macet, bila Anda berkunjung ke Jakarta, cuaca panas dan polusi akan menjadi gangguan lain selain kemacetan. The hot is not public alias panase ora umum. Hal ini sangat kontras sekali bila dibandingkan dengan Mojokerto. Mojokerto masih mempunyai Pacet dan Trawas dengan hawa segar dan dinginnya. Bahkan, meskipun di daerah-daerah yang terkenal panas di Mojokerto seperti Dawarblandong, Anda tentunya tidak akan pengap oleh polusi sebagaimana di Jakarta. Masih lebih segar di Mojokerto bukan?


3. Mojokerto tidak terlalu macet seperti Jakarta yang macetnya bisa bikin orang stress

Kemacetan Jakarta
Setiap Gubernur baru Jakarta diangkat, isu yang selalu muncul ke permukaan adalah kemacetan. Bahkan, setiap tahun isu ini seolah tidak pernah berhenti diperbincangkan karena kenyataannya memang kemacetan setiap hari dapat dijumpai di Jakarta. Dan, butuh berjam-jam buat Anda untuk sampai ke rumah apabila terjebak kemacetan di Jakarta. Masih nyaman Mojokerto bukan?


4. Jakarta setiap tahun banjir, Mojokerto tidak

Banjir di Jakarta
Selain kemacetan yang setiap hari terjadi, setiap tahunnya Jakarta juga dilanda banjir. Banjir di Jakarta seolah tidak pernah absen dan juga tidak pernah kapok. Dijamin, setiap Gubernur Jakarta pasti akan pusing memikirkan solusi kebanjiran di Jakarta. Itu baru solusi, belum pelaksanaan. Bagaimana? Mojokerto aman dari banjir bukan?


5. Mendapatkan air bersih di Jakarta sangat susah, sedangkan di Mojokerto sangat melimpah

Air Terjun Kabejan Mojokerto
Selain polusi, di kota-kota besar di Indonesia, apalagi di Jakarta, air bersih sangat susah didapatkan. Bahkan berlangganan PDAM sudah menjadi hal yang lazim di sana. Itu pun airnya berbau kaporit. Untuk minum sehari-hari, bila Anda hidup di Jakarta, Anda harus merogoh kocek tambahan untuk membeli air minum yang layak dikonsumsi. Bayar pula. Bagaimana di Mojokerto? Anda bisa mengambil air sumur dan memasaknya. Rasanya pun sangat segar. Tidak hanya itu, gunung-gunung di Mojokerto juga menyediakan air bersih dan jernih yang layak dikonsumsi. Tidak jarang, perusahaan-perusahaan air minum juga memanfaatkan air dari pegunungan Mojokerto untuk dijual ke berbagai daerah. Mungkin salah satunya ke Jakarta. Bagaimana? Apakah Anda, terutama para pemuda, masih ingin kerja di Jakarta? Berhimpit-himpitan di lorong-lorong kumuh Jakarta dan saling sikut untuk mendapat sesuap nasi? Kalau saya sih, mending hidup nyaman di Mojokerto saja. (Informasi Mojokerto)